Filosofi Asapok Angin Abental Ombek
Oleh Hairus Saleh
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Filosofi asapok angin abental ombek ini merupakan satu dari ribuan teori
falsafah yang sudah lama menjadi landasan hidup masyarakat Madura tanpa harus
menghilangkan nilai-nilai falsafah yang lain.
Secara etimologi istilah asapok angin abental ombek berarti
berselimut angin dan berbantal ombak. Ada pun secara terminologi, asapok angin asapok bental ialah bahwa masyarakat Madura tidak mudah menyerah untuk mendapatkan impian luhur
yang didambakan. Walau dinginnya angin laut yang menusuk sumsum tulang di
malam hari, dan meskipun ombak yang bergelimpangan menerka perjalanannya,
mereka tak pernah gentar sedikit pun untuk terus melaju.
Biarlah orang lain mengatakan tidak mungkin membuktikan ketidak kerasan
masyarakat Madura, tetapi masyarakat Madura akan terus berusaha untuk
membuktikan bahwa sejatinya mereka cinta damai. mereka adalah orang-orang pekerja keras. Ini lah yang dimaksud dengan keteguhan hati dan pendirian
masyarakat Madura yang pantang menyerah.
Tetapi harus ditekankan lagi bahwa keteguhan itu tidak hanya keteguhan
yang tanpa berlandasankan nilai-nilai luhur dan bijak. Nilai-nilai luhur yang
menjadi ukuran masyarakat Madura ialah nilai filosofis dari arek lancor yang
sebagian telah kita bahasa di pembahasan lain. Nilai-nilai yang melekat pada arek lancor
itu dijalankan dengan baik oleh masyarakat Madura tanpa ada satupun
pertentangan.
Keteguhan ini sepenuhnya temsimbolkan dalam monomen arek lancor yang
berdiri gagah tanpa bergeser sedikipun meskipun panas, angin, hujan dan petir
menyambar sekalipun, kecuali sudah waktunya roboh, maka itu sudah persoalan
lain. Monumen Arek Lancor berdiri tegak di atas landasan
yang kokoh melukiskan keteguhan dan kesiap-siagaan rakyat Madura dalam
menghadapi setiap tantangan.[1]
Post a Comment for "Filosofi Asapok Angin Abental Ombek"