Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 ILMUWAN PEREMPUAN DI DUNIA ISLAM

Sabdakhairuss.blogspot.com – Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia tidak lepas dari peran perempuan. Muslimah ikut berperan penting dalam membangun kemajuan peradaban umat Islam. Di antara 3 ilmuwan perempuan di dunia Islam yang berkontribusi besar terhadap peradaban Islam yaitu Zubaidah binti Ja'far al-Mansur (abad ke-8 M), Sutayta al-Mahamli (abad ke-10 M) dan Mariam al-'Ijlia (abad ke-9 M).

Zubaidah binti Ja'far al-Mansur

Zubaidah binti Ja’far al-Mansur
Zubaidah binti Ja’far al-Mansur merupakan seorang putri pendiri dinasti Abbasiyah kelahiran Iraq dan sekaligus seorang ilmuwan yang ahli di bidang konstruksi. Ia memelopori proyek paling ambisius pada masanya, yaitu proyek bendungan dan stasiun layanan bangunan di sepanjang rute ziarah dari Baghdad ke Mekkah. Inisiatif untuk membuat proyek bendungan muncul ketika Mekkah sedang mengalami kekeringan, dan jamaah haji kesulitan untuk mendapatkan air. Kala itu, ia sedang melakukan ibadah haji bersama suaminya, Harun al-Rasyid (khalifah Abbasiyah). 
Lembah Nu’am merupakan tempat awal dari aliran air. Zubaida membangun saluran dari lembah tersebut dan kemudian dialirkan ke tempat-tempat jamaah haji di Mekah, Arafah, Mina dan Muzdalifah. Sejak itulah, menurut Snouck Hurgronje, jamaah haji dan masyarakat yang ada di sekitar tempat jamaah tidak pernah kekurangan air meskipun tidak turun hujan dalam waktu lama. 
Menurut Huzaemah dalam Konsep Wanita menurut Quran, Sunah, dan Fikih mengatakan bahwa keahlian Zubaidah juga tampak pada karya lain, di antaranya ialah membuat banyak masjid, waduk yang digunakan untuk irigasi serta jembatan di daerah Hijaz, Syam, dan Baghdad. Bahkan ia bersama Harun al-Rasyid telah berjasa dalam merekonstruksi dan merehabilitasi Mekkah pada waktu itu.

Sutayta al-Mahamli

Sutayta al-Mahamli
Salah satu pakar matematika muslimah terkemuka ialah Sutayta al-Mahamli. Ia berasal dari Baghdad, Iraq dan lahir di keluarga berpendidikan. Ayahnya merupakan seorang hakim dan penulis buku Fi al-Fiqh dan Salat al-‘idayn. Pamannya adalah ahli hadis. Sedangkan sepupunya ialah seorang hakim yang adil.
Aritmetika merupakan cabang matematika yang benar-benar ia dalami. Aritmatika ialah kajian matematika tentang bilangan bulat positif melalui penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Keahlian tersebut membuatnya berhasil memecahkan solusi sistem persamaan dalam Matematika. Catatannya tentang sistem persamaan tersebut telah dikutip oleh para matematikawan. Kemampuannya di bidang matematika mendapatkan banyak apresiasi dari berbagai ilmuwan pada zamannya seperti Ibnu al-Jauzi, Ibnu al-Khatib Baghdadi, dan Ibnu Katsir.

Mariam al-'Ijlia

Mariam al-'Ijlia
Ibn al-Nadim dalam buku al-Fihrist menjelaskan bahwa Mariam al-'Ijlia merupakan satu-satunya insinyur wanita yang masuk dalam daftar pembuat dan pengrajin instrumen astronomi. Ia berasal dari Nejd yaitu bagian tengah jazirah Arab, dan kemudian pindah ke al-Jazirah di utara sungai Eufrat. Dia adalah putri dari al-'Ijli al-Usturlabi, murid Betolus. Keduanya bekerja di istana The Sayf al-Dawla.
Kehebatannya tampak pada karyanya berupa alat penunjuk arah yang kemudian disebut dengan astrolab. Astrolab merupakan instrumen penentuan posisi global yang menentukan posisi matahari dan planet, sehingga digunakan di bidang astronomi, astrologi dan horoskop yang kemudian menjadi cikal bakal terciptanya GPS. Bahkan al-Mirbaiti menilai bahwa sesungguhnya Mariam al-'Ijlia adalah seorang ilmuwan hebat yang layak disejajarkan dengan Ibnu Sina, al-Kwarizmi, Ibn Haytham dan ilmuwan lainnya.

Demikian ulasan tentang 3 ilmuwan perempuan di dunia Islam. Semoga bermanfaat.

Oleh Shofiatul Jannah

Hairus Saleh
Hairus Saleh Akademisi jadi blogger. Blogger menjadi tempat untuk tuangkan berbagai gagasan dan pemikiran.

Post a Comment for "3 ILMUWAN PEREMPUAN DI DUNIA ISLAM"

close