PENGERTIAN IKHTIAR DAN TAWAKAL BESERTA DALILNYA
Sabda Hairus - Tidak sedikit yang kurang memahami dengan detail perbedaan Pengertian ikhtiar dan tawakal. Maka di sini akan dibahas tentang pengertian ikhtiar, pengertian iktiar menurut tokoh Islam, dalil ikhtiar, pengertian tawakal, pengertian tawakal menurut tokoh Islam dan dalil tawakal.
Sedangkan pengertian ikhtiar secara istilah islah suatu usaha manusia dengan segala kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Sesuatu yang lebih baik itu bisa berupa segala macam kehidupan dunia dan akhirat. Misalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik rohani dan jasmani dengan tujuan hidupnya dapat kebaikan di dunia maupun akhirat.
Bagi al Ghazali, arti ikhtiar adalah suatu bentuk kebebasan bagi manusia untuk menentukan pilihan dan sikap terhadap sesuatu. Maka kebebasan ini merupakan ranah manusia yang suatu saat nanti akan dipertanyakan oleh Allah. Kemudian mengenai hal-hal yang manusia tidak berkuasa menghindarinya dan tidak bisa memilihnya, maka tidak akan dimintai pertanggung jawaban terhadapnya.
Tampaknya di sini al Ghazali ingin mengatakan bahwa suatu usaha adalah keharusan bagi manusia sebagai diri yang bebas dalam menentukan pilihan dan usaha untuk kebaikan. Akan tetapi di balik usaha itu ada kekuatan Allah yang maha kuasa, maka setelah ikhtiar manusia dapat memasrahkan segala urusannya kepada Allah. Dan dalam kondisi inilah manusia tidak dapat dimintai pertanggung jawaban.
Namun menurut Nurcholish Madjid atau cak Nur, definisi ikhtiar ialah usaha yang ditentukan sendiri atau keinginan sendiri dan bebas yang dilandaskan pada kebaikan. Maka ikhtiar merupakan suatu kegiatan merdeka suatu manusia berdasarkan nilai-nilai kebaikan.
Pengertian Ikhtiar dan Tawakal
Pengertian Ikhtiar
Pengertian Ikhtiar menurut bahasa ialah berasal dari kata إﺧْﺘِﯿَﺎرٌ. Kata ini berasal dari bahasa Arab yang artinya ialah memilih. Maka ikhtiar dapat kita pahami sebagai usaha manusia mencari hasil yang lebih baik.Sedangkan pengertian ikhtiar secara istilah islah suatu usaha manusia dengan segala kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Sesuatu yang lebih baik itu bisa berupa segala macam kehidupan dunia dan akhirat. Misalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik rohani dan jasmani dengan tujuan hidupnya dapat kebaikan di dunia maupun akhirat.
Setelah berusaha maka bertawakalah kepada Allah |
Pengertian Ikhtiar menurut Tokoh Islam
Pengertian ikhtiar menurut tokoh Islam di antaranya penulis hanya akan mengutarakan pendapat dari pendapat 2 tokoh islam yaitu al-Ghazali, Nurcholish Madjid.Bagi al Ghazali, arti ikhtiar adalah suatu bentuk kebebasan bagi manusia untuk menentukan pilihan dan sikap terhadap sesuatu. Maka kebebasan ini merupakan ranah manusia yang suatu saat nanti akan dipertanyakan oleh Allah. Kemudian mengenai hal-hal yang manusia tidak berkuasa menghindarinya dan tidak bisa memilihnya, maka tidak akan dimintai pertanggung jawaban terhadapnya.
Tampaknya di sini al Ghazali ingin mengatakan bahwa suatu usaha adalah keharusan bagi manusia sebagai diri yang bebas dalam menentukan pilihan dan usaha untuk kebaikan. Akan tetapi di balik usaha itu ada kekuatan Allah yang maha kuasa, maka setelah ikhtiar manusia dapat memasrahkan segala urusannya kepada Allah. Dan dalam kondisi inilah manusia tidak dapat dimintai pertanggung jawaban.
Namun menurut Nurcholish Madjid atau cak Nur, definisi ikhtiar ialah usaha yang ditentukan sendiri atau keinginan sendiri dan bebas yang dilandaskan pada kebaikan. Maka ikhtiar merupakan suatu kegiatan merdeka suatu manusia berdasarkan nilai-nilai kebaikan.
Dalil Ikhtiar
As-Saffat Ayat 61
لِمِثْلِ هَٰذَا فَلْيَعْمَلِ ٱلْعَٰمِلُونَ
“Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja" (As-Saffat 37:61)
Surat Ar-Ra’d Ayat 11
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Ar-Ra’d 13:11)
Surat Al-Kahf Ayat 23-34
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَا۟ىْءٍ إِنِّى فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا «ولا تقولن لشيء» أي لأجل شيء «إني فاعل ذلك غدا» أي قيما يستقبل من الزمان.
“(Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu) tentang sesuatu (Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi) lafal Ghadan artinya di masa mendatang.” (Tafsir Al-Jalalain, Al-Kahf 18:23)
إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَٱذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا «إلا يشاء الله» أي إلا ملتبسا بمشيئة الله تعالى بأن تقول إن شاء الله «واذكر ربك» أي مشيئته معلقا بها «إذا نسيت» ويكون ذكرها بعد النسيان كذكرها مع القول الحسن وغيره ما دام في المجلس «وقل عسى أن يهدين ربي لأقرب من هذا» من خبر أهل الكهف في الدلالة على نبوتي «رشدا» هداية وقد فعل الله ذلك.
“(Kecuali dengan menyebut "Insya Allah") artinya, mengecualikannya dengan menggantungkan hal tersebut kepada kehendak Allah, seumpamanya kamu mengatakan Insya Allah (Dan ingatlah kepada Rabbmu) yaitu kepada kehendak-Nya seraya menggantungkan diri kepada kehendak-Nya (jika kamu lupa) ini berarti jika ingat kepada kehendak-Nya sesudah lupa, sama dengan ingat kepada kehendak-Nya sewaktu mengatakan hal tersebut. Hasan dan lain-lainnya mengatakan, "Selagi seseorang masih dalam majelisnya" (dan katakanlah, "Mudah-mudahan Rabbku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat daripada ini) yaitu berita tentang Ashhabul Kahfi untuk menunjukkan kebenaran kenabianku (kebenarannya") yakni petunjuk yang lebih benar, dan memang Allah memperkenankan hal tersebut.” (Tafsir Al-Jalalain, Al-Kahf 18:24)
Tawakal adalah suatu sikap yang tak dapat dipisahkan dengan ikhtiar. Seseorang tidak dapat dikatakan sebagai tawakkal tanpa melalui proses ikhtiar. Tanpa ikhtiar kemudian dia tawakal, maka itu bukan tawakal, tapi malas. Kalau dalam ajaran Sunni, tidak hanya tawakal dan ikhtiar yang merupakan satukesatuan, tapi juga doa. tiga unsur ikhtiar, tawakal dan doa ini yang harus dilakukan oleh penganut Sunni.
Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (terpercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.
Pengertian Tawakal
Pengertian tawakal bisa kita lacak dari bahasa. Ia berasal dari bahasa Arab توكُل yang mengandung arti mewakili atau menyerahkan. Dalam kajian literatur islam, tawakkal diartikan sebagai penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah atas segala hasil dari kesungguhan usaha kita dalam menghadapi segala perkajaan. maka tawakkal dapat dipahami sebagai berserah diri sepenuhnya kepada Allah atas segala usahanya.Tawakal adalah suatu sikap yang tak dapat dipisahkan dengan ikhtiar. Seseorang tidak dapat dikatakan sebagai tawakkal tanpa melalui proses ikhtiar. Tanpa ikhtiar kemudian dia tawakal, maka itu bukan tawakal, tapi malas. Kalau dalam ajaran Sunni, tidak hanya tawakal dan ikhtiar yang merupakan satukesatuan, tapi juga doa. tiga unsur ikhtiar, tawakal dan doa ini yang harus dilakukan oleh penganut Sunni.
Pengertian Tawakal menurut Tokoh Islam
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (terpercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.
Dalil Tawakal
Al Furqan 58
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.” (Al-Furqan 25:58)
Ali 'Imran Ayat 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Ali 'Imran 3:159)
Post a Comment for "PENGERTIAN IKHTIAR DAN TAWAKAL BESERTA DALILNYA"