Al-Kindi: Maha Guru Roger Bacon
Oleh Hairus Saleh
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Di era kemajuan barat yang begitu hebat, tampaknya mereka belajar kepada ilmuan Islam. Diantaranya ialah al-Kindi merupakan maha guru Roger Bacon.
Al-Kindi lahir di Kufah –salah satu kota di Iraq- pada tahun 796 M dan wafat pada tahun 873 M. Meskipun ia lahir di Iraq, sesungguhnya ia berasal dari suku kindah, suatu masyarakat yang hidup di daerah Kindah, Yaman.[1] Tampaknya istilah al-Kindi yang disandangkan di belakang nama lengkapnya –Ya’kub ibn Ishaq al-Kindi- merupakan identitasnya yang berasal dari suku Kindah. Al-Kindi berasal dari keluarga berada dan terpelajar. Orang tuanya merupakan gubernur dari Basrah pada masa Khalifah Abbasiyah al-Mahdi (775-785 M) dan Harun al-Rasyid (785-807 M).[2]
Al-Kindi lahir di Kufah –salah satu kota di Iraq- pada tahun 796 M dan wafat pada tahun 873 M. Meskipun ia lahir di Iraq, sesungguhnya ia berasal dari suku kindah, suatu masyarakat yang hidup di daerah Kindah, Yaman.[1] Tampaknya istilah al-Kindi yang disandangkan di belakang nama lengkapnya –Ya’kub ibn Ishaq al-Kindi- merupakan identitasnya yang berasal dari suku Kindah. Al-Kindi berasal dari keluarga berada dan terpelajar. Orang tuanya merupakan gubernur dari Basrah pada masa Khalifah Abbasiyah al-Mahdi (775-785 M) dan Harun al-Rasyid (785-807 M).[2]
Teori Optik |
Di kota pusat ilmu pengetahuan sekaligus kota termegah dunia itulah al-Kindi
mendapatkan kesempatan untuk belajar ilmu-ilmu keagamaan, matematika dan
filsafat. Pada saat itu ia mulai tertarik pada filsafat.
Zaman itu merupakan zaman penerjemahan buku-buku Yunani dan al-Kindi yang
merupakan penganut Mu’tazilah juga terlibat dalam penerjemahan-penerjemahan
tersebut. Meskipun aktif sebagai penerjemah, tetapi usahanya lebih banyak pada
memberikan kesimpulan daripada menerjemahkan.[4]
Dari aktivitasnya itu, ia telah menciptakan beberapa kata baru dalam bahasa Arab,
seperti jirm untuk tubuh, thinah untuk materi, al-tawahum
untuk imajinasi dan lain-lain.[5]
Al-Kindi merupakan penulis yang sangat produktif. Ia menulis banyak buku
mengenai banyak hal. Menurut Ibn Nadim, tulisannya berjumlah 241 buku tentang
filsafat, logika, ilmu hitung, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik,
optik, musik, matermatika dan sebagainya. Buku mengenai optik diterjemahkan ke
dalam bahasa latin dan banyak memengaruhi Roger Bacon, sebagaimana tertuang
dalam The Legacy of Islam.[6]
Tetapi menurut Prof. Mulyadi Kartanegara dalam “Mozaik Khazanah Islam”, al-Kindi
menulis sekitar 270 karya tentang hampir seluruh bidang yang sedang berkembang
pada waktu itu. Perbedaan jumlah buku yang ditulis al-Kindi antara hasil
penelitian Prof. Harun Nasution dan Prof. Mulyadi Kartanegara sebanyak 41 buku.
Tetapi perbedaan itu tidak mengurangi gelarnya sebagai ilmuan yang sangat produktif.
Al-Kindi tidak hanya aktif menulis tanpa mengimplementasikan keilmuannya
pada kehidupan nyata. Bahwa tulisan-tulisan tersebut merupakan hasil
penelitiannya baik penelitian pustaka maupun lapangan karena pada waktu itu
sudah berdiri observatorium yang sangat canggih dan bahkan tercanggih sedunia
yang memungkinkan para ilmuan untuk mengadakan eksperimen. Sebagai ilmuan yang
hebat, ia menerapkan keahliannya untuk membantu para penguasa dalam merancang
dan membangun terowongan-terowongan, jembatan-jembatan, mesin perang dan
alat-alat ukur ilmiah. Tampaknya kecanggihan pada zaman itu, 12 abad dari
serakang, tidak jauh berbeda dengan kecanggihan negaran Indonesia pada saat
ini.
[1]
Harun Nasution, Mistisisme dalam
Islam (Jakarta: Bulan Bintang, cet. xii, 2010), h. 6
[2] Mulyadi Kartanegara, Mozaik Khazanah
Islam: Bunga Rampai dari Chicago (Jakarta: Paramadina, 2000), h. 27
[3]
ibid
[4]
Harun Nasution, 6
[5]
Mulyadi Kartanegara, 27
[6]
Harun Nasution, 6
Post a Comment for "Al-Kindi: Maha Guru Roger Bacon"