Dua Dimensi Metafisik Manusia Menurut Thomas Aquinas
Oleh Hairus Saleh
Mahasiswa UIN Jakarta
Tulisan dikutip dari buku Etika dan Hukum, penulis E. Sumaryono
Dalam pandangan Thomas, dimensi metafisik manusia adalah sebagai individu dan sebagai personal, dijabarkan dalam gagasannya tentang individualitas dan personalitas. Individualitas berakar pada materi, yaitu dalam komposisi biokimia badan atau tubuh.
Konsep materi di sini bukan dalam arti umum, melaikan dalam arti materi pada manusia ini ditandai dengan asperk kautitas, atau materi potensial yang nyata yaitu unsur-unsur kebadanan. Oleh karenanya, manusia tidak dapat merubah individualitasnya; ia hanya menuju dimensi kodrat rasionalnya. personalitas manusia berakar pada “jiwa”, yaitu pemahaman. Personalitas ini manusia mengalami kebebasan, ia menjadi “tuan” atas tujuan hidupnya sendiri, serta pembangun ciri karakteristik pribadinya. Menurutnya, personalitas merupakan kemampuan untuk memahami dan mencintai apa yang baik. Melalu pemahaman tentang konsep “personal”, materialitas manusia “diangkat” ke taraf yang lebih tinggi. Individualitas dan personalitas adalah dua dimensi manusia yang dipergunaKan Thomas untuk mempertahankan harkat dan martabatnya.
Konsep materi di sini bukan dalam arti umum, melaikan dalam arti materi pada manusia ini ditandai dengan asperk kautitas, atau materi potensial yang nyata yaitu unsur-unsur kebadanan. Oleh karenanya, manusia tidak dapat merubah individualitasnya; ia hanya menuju dimensi kodrat rasionalnya. personalitas manusia berakar pada “jiwa”, yaitu pemahaman. Personalitas ini manusia mengalami kebebasan, ia menjadi “tuan” atas tujuan hidupnya sendiri, serta pembangun ciri karakteristik pribadinya. Menurutnya, personalitas merupakan kemampuan untuk memahami dan mencintai apa yang baik. Melalu pemahaman tentang konsep “personal”, materialitas manusia “diangkat” ke taraf yang lebih tinggi. Individualitas dan personalitas adalah dua dimensi manusia yang dipergunaKan Thomas untuk mempertahankan harkat dan martabatnya.
Atas dasar analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akal budi, sebagai sisi spiritual manusia, mengatur dan mengarahkan emosi serta perasaannya (sisi material manusia) menuju kebaikan; jika manusia sebagai personal individua lebih dihormati daripada masyarakat. Ini dimaksukan demi kebaikan umum, sebab masyarakat ada untuk manusia, bukan manusia ada untuk masyarakat; serta demkian juga jika kebaikan umum lebih didahulukan daripada kebaikan individual, dalam arti sebagai tatanan sosial dan yuridis yang memungkinkan setiap peronal memenuhi kebutuhannya sendiri secara meksimal, menunjukkan bahwa kepentingan individu itu sendiri berada di atas kepentingan masyarakat.
Post a Comment for "Dua Dimensi Metafisik Manusia Menurut Thomas Aquinas"